menu

Friday, 8 January 2016

Gerhana di kaki bukit

Jam tanganku masih menunjukkan pukul 8 malam, hawa dingin semakin  berhembus menapaki bukit. Perlahan ku melangkah menyusuri jalan setapak yang sedikit becek. Dengan bantuan senter yang redup ku melangkah penuh hati – hati karena sedikit saja terpeleset maka tamatlah riwayatku tercebur jurang yang terjal.
Ini merupakan hari kedua aku berada di bukit yang membosankan ini. Kalau saja aku tidak ikut acara Camp skul, kegiatan tahunan siswa pencinta alam  mungkin jam – jam seperti ini aku sudah berada di tempat tidurku yang empuk dan hangat. Jujur saja, aku mengikuti acara Camp ini dengan terpaksa, hanya sekedar ingin menghilangkan rasa penat dan galau yang akhir – akhir ini sering menghampiri. Entah kenapa perasaan itu sering datang ketika aku mulai dekat dengan seseorang yang mungkin, bisa aku bilang sosok cowok yang teristimewa dalam hidupku selama ini. Aku sendiri tidak tahu. Apakah perasaan itu pertanda aku jatuh cinta. Rasanya sedikit naif kalau aku secepat itu mengambil kesimpulan.
Langkahku terhenti ketika sosok tubuh tegap tiba – tiba berdiri di depanku. Aku pun kaget seketika tetapi dengan pura – pura aku berusaha menutupi kaget itu.
“kamu dari mana aja sih, semua orang pada nyariin kamu tau.” Ucap sosok tubuh itu dengan ketus.
“bukan urusan mu.” Jawabku singkat membalasnya dengan ketus pula.
“apa kamu bilang! Bukan urusanku, aku ini ketua Camp. Jadi kalo terjadi sesuatu ke kamu, Tuh tanggung jawabku, ngerti g sih kamu.” Ucapnya dengan marah.
“ngerti kok, tapi g usah marah – marah gitu dong, lagian aku bisa jaga diri kok.” Jawabku tidak mau kalah.
“dasar cewek aneh.” Ledeknya
“apa kamu bilang! Aneh, kamu tuh yang aneh.” Timpalku kesal.
“udahlah, malas banget aku nyariin kamu tadi.” Ucapnya kesal sambil berlalu meninggalkan aku.
Aku hanya termenung sambil menatap kosong ke arah punggungnya yang mulai menghilang dari pandanganku. “Dasar, sok care. Lagian sapa juga yang pingin di cariin sama cowok aneh kayak gitu.” Gerutuku dalam hati.
Sejenak aku mulai teringat kala masa orientasi siswa 5 bulan yang lalu. Cowok itu pula yang bikin aku kesal setengah mati, meski dia ketua OSIS waktu itu tapi perlakuannya terhadapku tidak akan pernah hilang dari ingatanku. Di hari pertama MOS dia sudah bikin aku kesal, waktu itu aku terlambat masuk saat upacara pembukaan MOS, hanya terlambat 1 menit saja aku sudah di maki-maki, di bentak-bentak, disuruh inilah itulah sampai hal yang paling memalukan yaitu ngelapin sepatunya pakai tangan terus nyium itu sepatu. Kurang ajar banget gak sih waktu itu, emang dia siapa, pikirku saat itu sampai aku nangis, eh dia malah ketawa lebar dengan puasnya. Dari peristiwa itu aku mulai benci banget sama tuh cowok, jijik liatnya, muak, kesal, marah dan satu lagi aku gak akan pernah bisa maafin perlakuannya sampai kapan pun. Sumpahku waktu itu.
“Reina, Reina, Reina.” Teriak seseorang memanggilku sehingga membuyarkan lamunanku.
“Ya Ampun Rei, kamu ke mana aja sih, aku cariin juga, eh malah sendirian di sini, kesambet dedemit tau rasa kamu.” Ucap Viola khawatir, Viola adalah teman sebangku aku di kelas, dia pula teman yang selalu perhatian terhadapku, sohib yang baik meski sedikit rada matrealis.

Bersambung....!!!

No comments:

Post a Comment